Memali
Meja Bulat, Para bangsawan, Mula Sepakat, Hapuskan saja mereka yang menggugat, Takla Fajar baru menjengah 19 November segalanya bermula, Berdarah peristiwa, dongengkan berita, Propaganda bermaharajalela, 14 nyawa tak berharga, Mereka bebas gembira setelah musnah segala, Bermula episod duka, Di pekan kecil MEMALI namanya, Langit berkerut tanpa cahaya Seolah ngerti... Pada peristiwa.. Darah Syuhada mengalir indah... Embun pagi menguap, Di atas jalan berlumpur, Puluhan kaki kasar, Ke hulu ke hilir, Kemudian berubah keseratus, di atas rumput, becak bersampah, Laungan Allahuakbar, bermula cerita, Terdengar laungan peluru... Tiada Sedih sendu.. Seakan ngerti, Mereka tewas di dinihari, tiada lagi... "Biar mereka datang, Hadapkan dengan parang, Kita akan meradang dihidang seperti jalang, Menerajang.. walaupun kecundang," Allahuakbar!!! Allahuakbar!!! Allahuakbar!!! Teriak terakhir... Sepi... tiada lagi memuji Ilahi, Tinggal anak tak berbapa, Keluarga tiada ketua, Hanya cerita mereka ...