Monday, December 10

kisah semut dan belalang


Pada suatu hari di akhir musim luruh, sekeluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan apabila saya sedar, musim panas pun telah berlalu."
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya kerna merasa gusar.
"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

moral :
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain. Ada saatnya perlukan kesungguhan :)

semanis itu tikaman


Seekor burung terbang tinggi merentasi benua kerana ia ingin lari dari kepanasan yang menimpa bumi tempatnya bermain dengan teman-teman. 

Akhirnya ia sampai ke kawasan salji. Makin lama ia terbang semakin tebal salji yang menyaduri sayapnya. Lalu ia tersungkur ke bumi tidak dapat bergerak.

 Lalu burung itu berteriak nyaring meminta tolong. Lama kemudian barulah muncul seekor seladang. Seladang merasa kasihan dengan burung tersebut tapi  ia dapati kehadirannya tidak dialu-alukan. Suara burung tadi semakin galak menghalau Seladang. Namun tanpa menghiraukan jeritan burung, seladang menaburkan najisnya ke atas burung tersebut.

Si burung menahan marah dengan tindakan seladang, tapi setelah itu ia merasai kehangatan najis seladang dan membuatkannya semakin cergas. Ia berusaha membersihkan dirinya. Namun masih ada lagi najis seladang yang tertinggal menyelaputi badannya.

Ketika si burung berteriak kuat melepas amarahnya, seekor kucing telah datang dekat dan kemudian menjilat-jilat tubuh si burung. Burung merasa selesa dengan layanan baik si kucing tapi setelah hilang najis di badannya, tiba-tiba si kucing mengeluarkan taring dan meratah burung tersebut hingga habis.

Tamatlah riwayat sang burung tersebut.


berHati-haTilah :

memang kata-kata nasihat dari orang tersayang dan teman atau siapa sahaja buat kita panas hati. tapi itulah yang membuat kita terselamat. Adakalanya tindakan mereka luar batasan.. tapi ambil hikmah di sebaliknya.

Berbeza dengan rakan-rakan kita yang membuaikan kata-kata yang menyedapkan telinga tapi akhirnya kita sendiri yang binasa...

Laut dan Dakwah – Sebuah Refleksi Jiwa

Salam sejahtera dan salam rasa dari hati… Gambar ini gambar pantai, tapi hati ini tergerak nak bercerita tentang laut. Laut yang tena...